Wednesday, November 16, 2011

Proposal penelitian


TUJUAN PROPOSAL :
  1. Mengawali kegiatan penelitian
  2. Bahan evaluasi pembimbing penelitian, pembimbing praktek, dan sponsor pemberi dana penelitian

Proposal memiliki format  yang sudah ditentukan
       Fungsi lain dari Proposal Riset adalah sebagai :
a.        Pedoman kerja antara pemilik proyek penelitian dengan para peneliti
b.       Sebagai alat evaluasi pelaksanaan pekerjaan
c.        Sebagai dokumen perencanaan
d.       Sebagai bukti dokumenter
e.       Sebagai bahan rujukan penelitian berikutnya
f.         Sebagai penentu evaluasi jabatan staf peneliti

       Proposal penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana penelitian secara keseluruhan yang secara umum meliputi unsur-unsur sebagai berikut
      Perumusan masalah beserta latar belakangnya
      Perumusan tujuan penelitian
      Perumusan metodologi strategi operasinya
      Penentuan jadwal
      Penentuan anggaran biaya (untuk penelitian yang dibiayai)

Pedoman penulisan proposal penelitian dari berbagai sumber adalah sebagai berikut :
1.       Judul
2.       Latar belakang & perumusan permasalahan (& keaslian penelitian, dan faedah yang dapat diharapkan)
3.       Tujuan dan Lingkup penelitian
4.       Tinjauan Pustaka
5.       Landasan Teori
6.       Cara penelitian
7.       Jadwal penelitian
8.       Daftar Pustaka
9.       Lampiran

Unsur-unsur proposal
(a)     Rumusan Permasalahan : Rumusan masalah berfungsi mengarahkan fokus penelitian
(b)      Tinjauan Pustaka : merupakan dialog dengan khazanah ilmu pengetahuan,
(c)     Cara (Metode) Penelitian menjadi cetak biru (rancangan) untuk pelaksanaan penelitian.
                Karena ketiga unsur ini menjadi sentral dari isi proposal penelitian, maka bahasan dimulai dari ketiga unsur tersebut.

Judul proposal penelitian
  1. judul proposal penelitian perlu dapat menarik minat orang lain untuk membaca.
  2. Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja harus jelas terkait dengan isinya, Judul penelitian ilmiah biasanya tidak perlu dimulai dengan kata “Studi…”, “Penelitian…”, “Kajian..” dan sebagainya karena hal itu terlalu berlebihan.
  3. Judul sering berubah-ubah, makin singkat, dan makin tajam (sejalan dengan makin tajamnya rumusan permasalahan).
  4. Bila memang tidak dapat dipersingkat, meskipun tetap panjang, maka judul dapat dibuat bertingkat, yaitu judul utama, dan anak judul. Penghalusan atau perubahan judul juga perlu mempertimbangkan bahwa judul tersebut akan               diakses (dicari) dengan komputer, sehingga pakailah kata atau istilah yang umum dalam bidang ilmunya.

Latar belakang
       Dua pertanyaan perlu dijawab dalam rangka mengisi bagian latar belakang ini, yaitu: Mengapa kita memilih permasalahan ini? Apakah ada opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian ini?
       Untuk menjawab pertanyaan “mengapa kita memilih permasalahan ini?”, maka
LANGKAH PERTAMA, kita perlu memilih bidang keilmuan yang kita ingin lakukan penelitiannya.
       Pemilihan bidang tersebut diteruskan ke sub-bidang dan seterusnya hingga sampai pada topik tertentu yang kita minati.
       LANGKAH KEDUA, kita perlu melakukan kajian terhadap pustaka berkaitan .kemajuan terakhir ilmu pengetahuan dalam topik tersebut—untuk mencari peluang pengembangan atau pemantapan teori. Minat maupun peluang tersebut seringkali didorong oleh isu nyata dan aktual—yang muncul di jurnal ilmiah terbaru atau artikel koran bermutu atau pidato penting dan aktual, atau direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya.. Ini semua merupakan opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian yang diusulkan tersebut.

Rumusan permasalahan
Rumusan permasalahan perlu dituliskan secara singkat, jelas, mudah dipahami dan mudah dipertahankan.
                Rumusan yang tersamar terkandung dalam alinea tidak diharapkan karena memaksa pembaca untuk mencari sendiri dan menginterpretasikan sendiri bagian-bagian dari alinea atau kalimat-kalaimat yang bersifat rumusan permasalahan. Tuliskanlah rumusan permasalahan sebagai kalimat terakhir dari bagian ini agar mudah dibaca (dan mudah dicari)—

Keaslian penelitian
       Dalam bagian ini, pada dasarnya, perlu kita tunjukkan (dengan dasar kajian pustaka) bahwa permasalahan yang akan kita teliti belum pernah diteliti sebelumnya. Tapi bila sudah pernah diteliti, maka perlu kita tunjukkan bahwa teori yang ada belum mantap dan perlu diuji kembali. Kondisi sebaliknya juga berlaku, yaitu bila permasalahan tersebut sudah pernah diteliti dan teori yang ada telah dianggap mantap, maka kita perlu mengganti permasalahan (dalam arti: mencari judul lain).

Faedah yang diharapkan
       Dalam bagian ini perlu ditunjukkan manfaat atau faedah yang diharapkan dari penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan atau pembangunan negara. Manfaat bagi ilmu pengetahuan dapat berupa penemuan/pengembangan teori baru atau pemantapan teori yang telah ada. Bagi pembangunan negara,
       Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan langsung ke praktek nyata?
       Atau bila tidak langsung, jalur atau batu-batu loncatannya apa saja?

Tujuan dan Lingkup Penelitian
       Tujuan penelitian berkaitan dengan kedudukan permasalahan penelitian dalam khazanah ilmu pengetahuan (yang tercermin dalam tinjauan pustaka).
       Kedudukan permasalahan—dilihat dari pandangan tertentu—mempunyai lima macam kemungkinan, yaitu;
  1. ekplorasi (masih “meraba-raba”),
  2. deskripsi (menjelaskan lebih lanjut),
  3. eksplanasi (mengkonfirmasikan teori),
  4. prediksi (menjelaskan hubungan sebab-akibat), dan
  5. aksi (aplikasi ke tindakan).

Pandangan yang lain (Castetter dan Heisler, 1984: 9) membedakan tujuan penelitian (purpose of study) menjadi sembilan, yaitu:
1.       mengkaji (examine), mendeskripsikan (describe), atau menjelaskan (explain) suatu fenomena unik;
2.       meluaskan generalisasi suatu temuan tertentu;
3.       menguji validitas suatu teori;
4.       menutup kesenjangan antar teori (penjelasan, explanasions) yang ada;
5.       memberikan penjelasan terhadap bukti-bukti yang bertentangan;
6.       memperbaiki metodologi yang keliru;
7.       memperbaiki interpretasi yang keliru;
8.       mengatasi kesulitan dalam praktek;
9.       memperbarui informasi, mengembangkan bukti longitudinal (dari masa ke masa).

Seringkali untuk mencapai tujuan memerlukan waktu yang “terlalu” lama atau memerlukan tenaga yang “terlalu” besar. Agar penelitian dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pencapaian tujuan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi lingkup penelitian. Pernyataan batasan lingkup ini juga berfungsi untuk lebih mempertajam rumusan permasalahan.

Tinjauan Pustaka
       Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis dan bersifat diskusi tentang hasil-hasil penelitian sebelumnya dan terkait serta ilmu pengetahuan mutakhir (berupa pustaka) yang terkait dengan permasalahan.
       Tinjauan pustaka berbeda dengan resensi pustaka. Resensi pustaka membahas pustaka satu demi satu, sedangkan tinjauan pustaka membahas pustaka-pustaka per topik (bukan per pustaka), dalam bentuk debat atau diskusi antar pustaka tentang suatu topik tertentu. Urutan topik diatur secara sitematis, dalam arti terdapat suatu kerangka yang jelas dalam merangkai topik-topik tersebut dalam suatu sistem.

Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka berfungsi:
1.       untuk mempelajari sejarah permasalahan penelitian (sehingga dapat ditunjukkan bahwa permasalahan tersebut belum pernah diteliti atau bila sudah pernah, teori yang ada belum mantap);
2.       untuk membantu pemilihan cara penelitian (dengan belajar dari pengalaman penelitian sebelumnya);
3.       untuk memahami kerangka atau latar belakang teoritis dari permasalahan yang diteliti (hasil pemahaman tersebut dituliskan tersendiri sebagai “Landasan Teori”);
4.        untuk memahami kelebihan atau kekurangan studi-studi terdahulu (tidak semua penelitian menghasilkan temuan yang mantap);
5.        untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “Keaslian penelitian”);
6.        untuk memberi penalaran atau alasan pemilihan permasalahan (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “latar belakang”).
7.       Catatan: Pustaka-pustaka yang diacu dalam tinjauan pustaka harus termuat informasinya dalam “Daftar Pustaka”. Cara pengacuan secara konsisten perlu mengikuti corak (style) tertentu.yang dianjurkan dalam pedoman penulisan tesis atau proposal penelitian.

Landasan Teori dan Hipotesis
       Seperti diterangkan di bagian “Tinjauan Pustaka”, landasan teori diangkat (disarikan) dari tinjauan pustaka tentang kerangka teori yang melatarbelakangi (menjadi landasan) bagi permasalahan yang diteliti.
       Landasan teori merupakan satu set teori yang dipilih oleh peneliti sebagai tuntunan untuk mengerjakan penelitian lebih lanjut dan juga termasuk untuk menulis hipotesis.
        Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan.
       Catatan: untuk beberapa macam penelitian (missal penelitian yang berbasis paradigma fenomenologi) tidak boleh atau tidak perlu mempunyai landasan teori dan hipotesis..

Cara Penelitian dan Jadwal Penelitian
Secara umum, dalam cara penelitian perlu dijelaskan:
  1. ragam penelitian yang dianut (Amirin, 1986: 89, menyebutkannya sebagai “corak” penelitian ;
  2. variabel-variabel yang diteliti;
  3. sumber data (tempat variabel berada; populasi dan sampelnya);
  4. instrumen atau alat yang dipakai dalam pengumpulan data/survei (termasuk antara lain: kuesioner);
  5. cara pengumpulan data atau survei;
  6. cara pengolahan dan analisis data.
Butir ke 5 dan 6 di atas juga dicerminkan dalam bentuk jadwal
penelitian. Jadwal penelitian menguraikan kegiatan dan waktu yang
direncanakan dalam: (a) tahap-tahap penelitian, (b) rincian kegiatan pada setiap tahap, dan (c) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tiap tahap. Jadwal dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel/matriks atau uraian narasi.

Daftar Pustaka dan Lampiran
       Daftar Pustaka memuat informasi pustaka-pustaka yang diacu dalam proposal penelitian.
       Kadangkala untuk menunjukkan bahwa peneliti membaca banyak pustaka, maka dalam daftar pustaka dituliskan juga pustaka-pustaka yang nyatanya tidak diacu dalam narasi proposal.
       Dalam daftar pustaka, biasanya, buku dan majalah tidak dipisahkan dalam daftar sendiri-sendiri. Untuk penulisan daftar pustaka terdapat banyak corak tata penulisan— ikutilah petunjuk yang berlaku dan terapkan corak tersebut secara konsisten. 
       Lampiran dapat diisi dengan materi yang “kurang penting” dalam arti “boleh dibaca atau tidak dibaca”. Biasanya lampiran memuat antara lain: kuesioner dan daftar sumber data yang akan dikunjungi atau diambil datanya. Sebaiknya jumlah halaman lampiran tidak terlalu banyak agar tidak terasa lebih penting dibanding dengan isi utamanya.

Hubungan antara Proposal dan Laporan Penelitian
       Penyusunan proposal sebenarnya merupakan kegiatan yang menerus, meskipun pada saat yang telah ditetapkan kita harus memasukkan proposal untuk dievaluasi. Proposal yang telah selesai dievaluasi dan diterima untuk dilaksanakan tetap harus dikembangkan penulisannya. Isi proposal akan menjadi bahan awal bagi penulisan laporan penelitian, yaitu terlihat pada tabel di bawah ini:



No comments:

Post a Comment